SIN Kujang Mas

Gege Dbako - Sin Kujang Mas bersama dengan Sin Platinum Special merupakan produk Sigaret Kretek Tangan pertama yang dipercayakan oleh PR. UD. Putra Bintang Timur untuk dipasarkan oleh PT. Tridaya Sinergi Indonesia.
Pemilihan Merk KUJANG MAS di berikan oleh KH. R. Abdul Malik pertama kali karena produk tersebut khusus untuk dipasarkan di daerah Jawa Barat melalui Tridaya Sinergi dan selanjutnya menyebar melalui Jaringan Pemasaran Tridaya Sinergi ke seluruh Nusantara. Produk ini terdiri dari 12 batang disetiap bungkusnya yang telah berhasil memikat konsumen SIN dari cita rasa yang luar biasa.

Sin Kujang Mas terbuat dari beberapa macam bahan Herbal, yaitu : Daun Tembakau, Cengkeh, dan 17 jenis Ramuan Herbal. Beberapa jenis tembakau pilihan tersebut diolah sedemikian rupa hingga mengeluarkan aroma khas yang sesuai dengan yang diinginkan KH. Abdul Malik untuk Sin Kujang Mas. Setelah tembakau mengeluarkan aroma yang sesuai dengan Standar, kemudian dicampur dengan Cengkeh Rajang pilihan, dan selanjutnya diproses dengan Sari Pati dari 17 jenis Ramuan Herbal berupa Cairan yang khusus untuk Sin Kujang Mas. Dimana 17 macam Ramuan Herbal tersebut berasal dari Nusantara, Cina dan Arab. Dan selanjutnya bahan yang sudah diproses tersebut digiling menjadi batangan rokok Sin Kujang Mas, kemudian dimasukkan ke dalam packaging, dipasang bandrol Cukai dari kantor Cukai setempat, dimasukkan ke dalam slop, dan terakhir dimasukkan ke dalam karton, dimana setiap karton berisi 100 slop. Dan selanjutnya rokok Sin Kujang Mas sudah siap dijual. Rokok Sin Kujang Mas memiliki rasa yang sangat nikmat, gurih, mantab, halus dan beraroma yang sangat khas. Sehingga Sin Kujang Mas banyak disukai perokok di Nusantara.

Manfaat dan Khasiat Rokok SIN KUJANG MAS


  1. Terapi sistem pernafasan
  2. Terapi hidung dan tenggorokan
  3. Membersihkan paru-paru
  4. Mengobati penyakit asma bronhitis
  5. Obat batuk dan pelancar dahak
  6. Mengobati TBC
  7. Mengobati flek tenggorokan
  8. Mengobati maag
  9. Menormalkan sistem peredaran darah


Sebelum menciptakan rokok herbal bernama Sin, Abdul Malik membuka praktek pengobatan altrenatif dengan metode pijat refleksi. Dari pasien-pasien yang ditemui dan didatangi selama ini, dirinya prihatin. Pasalnya dari mereka memilih tidak mampu berobat ke dokter dan memilih datang ke tempatnya.

Dirinya pun tergerak menciptakan sebuah ramuan yang nantinya bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Dia kemudian berdoa puasa 40 hari seperti yang pernah dilakukan Nabi Musa. Abdul Malik pun mendapat petunjuk komposisi 17 ramuan herbal untuk pengobatan dan dzikir untuk doa.

Memasuki tahun 2005, saat salah satu muridnya datang dari Sumbawa membawa seperangkat alat linting rokok berserta bahan bakunya, Abdul Malik baru teringat jika dirinya memiliki 17 ramuan pernah diuji laboratorium sebelumnya. 17 Ramuan itu kembali diracik ulang dan memakai microwave yang dipinjam dari salah satu muridnya untuk mengeringkan.

Bahan baku pertama diracik adalah tembakau, cengkeh dan bahan-bahan herbal untuk menjadi rokok. Awalnya rokok-rokok itu hanya sebatas bisa dikonsumsi kalangan ponpes saja. Dan kadang sesekali diberikan kepada tamu atau saudara sebagai pelengkap minum.

Namun banyak orang mengaku setelah mengonsumsi rokok buatannya kondisi badannya bugar. Katanya kotoran-kotoran keluar dari hidung dan tenggorokan.

Dia pun kembali menguji ramuannya ke laboratorium di Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, untuk mengetahui kadar nikotin dan tar dalam rokok. Hasilnya menunjukkan kadar tar dalam rokoknya sebesar 5 miligram dan kadar nikotin sebesar 0,05 miligram. Hasil ini juga lebih rendah dari berbagai rokok yang beredar di pasaran yang mempunyai kadar tar dan nikotin lebih tinggi.

Akhirnya Abdul Malik memutuskan untuk mendirikan pabrik rokok. Pengurusan pun dimulai dengan izin mendirikan usaha rokok di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Malang. Tempat usahanya ini kemudian diberi nama UD Putra Bintang Timur. Karena banyak dukungan, dirikan pabrik rokok ini.

Awal pendirian 2005 silam hanya merekrut 4 pekerja yang bertugas untuk melinting bahan baku serta pengepakan. Sementara untuk meracik ramuan tetap dipegang oleh Abdul Malik sendiri. Tanpa menggunakan bahan kimia maupun saos.

Sehingga rokok ini murni berbahan herbal dari dedaunan untuk bahan baku obat.

Kapasitas saat itu hanya 6 ribu batang per hari dan dikonsumsi hanya untuk para santri, tamu yang datang berobat kepadanya.


Posting Komentar

1 Komentar