Gege Dbako - Tembakau Garangan merupakan jenis tembakau olahan yang proses pengolahannya diasapi atau digarang. Tembakau ini lebih tahan lama hingga 10 tahun dan mempunyai harga yang stabil. Pengguna tembakau Garangan biasanya mencampur dengan klembak dan kemenyan
Pembuatan tembakau garangan dengan cara dioven dan dijemur atau bahasa setempat menyebut digarang, sehingga muncul istilah tembakau garangan. Tahapannya, setelah daun tembakau dipanen didiamkan lima hari kemudian dirajang dan dicetak pada rigen (anyaman bambu) lalu dioven sampai batas kematangan (hitam dan kering).
Butuh sekitar 1,5 kuintal daun tembakau untuk satu rigen yang di dalamnya ada empat kotak (eler). Setiap eler memiliki panjang 57 sentimeter, lebar 20 sentimeter, tebal empat sentimeter dan berat enam kilogram, sehingga satu rigen total berat 24 kilogram.
Perlu waktu sebulan penuh membuatnya. Sekilas, tembakau garangan mirip cokelat batangan, karena warnanya yang hitam pekat. Namun saat didekati, aroma harum tembakau segera tercium. Satu eler dijual dengan kisaran harga Rp 1.500.000 sampai Rp 2.500.000. Di tingkat pedagang pasar, tembakau itu dijajakan secara eceran dengan ukuran minimal dua jari dihargai Rp 50.000.
Pasangan tembakau garangan itu menyan. Di sini juga jual dan sekali kulakan bisa sampai empat kwintal untuk tiga bulan. Tembakau dan menyan dicampur lalu dilinting dengan kertas. Tembakau garangan yang dinikmati secara tingwe.
Daya tahan tembakau garangan, bisa puluhan tahun. Hal itu terbukti salah satu tembakau yang dijual orang tuanya pada seorang tengkulak pada tahun 1979 sampai saat ini masih bertahan.
0 Komentar