Mengolah Tembakau

Gege Dbako - Tahukah kita bahwa untuk mengolah tembakau memerlukan cara yang rumit dan teliti dimulai dengan pemilihan daun tembakau yang akan dipetik,  pemetikan tembakau yang dimulai dari daun yang paling bawah atau ampadan  kemudian beberapa hari kemudian pemetikan daun tengah atau samparan dan langkah pemetikan terakhir adalah pragalan alias daun terbaik, ada juga yang membiarkan dari batang tanaman tembakau tumbuh cabang yang kemudian akan menghasilkan daun srintil, yang setelah diolah rasanya akan lebih nikmat dibanding dengan pragalan,setelah dibawa pulang kemudian di ruwek( diambil batang tengahnya) dibuat lintingan yang terdiri dari beberapa daun, setelah itu diperam ( diimbu) apabila sudah cukup  matang yang ditandai dengan warna kekuningan dan agak lengket. kemudian dirajang dan menghasilkan luluhan.

Peralatan yang digunakan untuk merajang tembakau adalah :
Cacak ( alat dari kayu untuk meletakkan daun-daun tembakau yang dinaiki oleh perajang.
Gubit ( pisau super besar )
Rigen ( tempat untuk meletakkan hasil rajangan)
Wungkal / gerinda ( Batu asah)
Gendek ( tempat meletakkan daun tembakau yang siap dirajang)
Rimbegan (alat pengukur dari bambu , untuk memadatkan tembakau yang di ada di rigen
Sapu oman


Biasanya yang merajang tembakau adalah kaum lelaki dan yang menata hasil rajangan (nganjang) adalah perempuan.pekerjaan ini memang memerlukan keterampilan khusus dan tenaga yang ekstra kuat karena, pisaunya sendiri sudah cukup berat dan untuk nganjang sampai membentuk eleran ( tatanan dalam bentuk kotak)tenaga perempuan yang diperlukan sudah cukup berat, dalam satu hari rata-rata bisa mengolah 4 rigen, untuk tenaga yang hebat dapat mengolah sejumlah 5 rigen.

Setelah selesai ditata yang biasanya satu rigen berisi 4/ 5 eler/kotak. kemudian didiamkan sampai sore, malam hari mulai dibakar/ dipanggang diatas api yang biasanya menggunakan tungku besar dan kayu bakarnya adalah jenis akasia atau kayu kopi, kegiatan ini namanya garang.

Pagi harinya kemudian di jemur digantangan tempat jemuran yang dibuat dari bambu.proses ini memerlukan waktu sekitar 4 - 7 hari, setelah benar-benar kering kemudian dikemas dalam besek( kotak yang terbuat dari anyaman bambu)langkah terakhir adalah menyimpan tembakau tersebut dalam ruang khusus.

Pengolahan tembakau garangan dengan tembakau untuk pabrik rokok memang sangat lain, dari kesulitan proses lebih mudah pengolahan tembakau untuk konsumsi pabrik rokok dibanding dengan tembakau garangan.

Mau tau harganya ? tembakau pragalan yang bagus bisa mencapai Rp. 800.000 - 1.000.000,- per rigen. atau Rp. 200.000,- per eler, cukup mahal memang dan akan lebih mahal lagi apabila telah disimpan lama mencapai 1 tahun, orang-orang kaya biasanya menyimpan tembakau sampai kurun waktu 5 tahun dan harganya bisa 2-3 kali lipat dari tembakau baru.

Pangsa pasar Tembakau garangan cukup luas seperti banten dan Cirebon, Tembakau Desa Tieng atau yang dikenal dengan tembakau swating sejak dulu sangat terkenal dan harganya termalah dari daerah lain.

Tembakau Tieng disukai penikmatnya karena rasanya yang sangat tajam dan menggigit dan banyak juga yang sampai nggliyeng( agak pusing),dengan ramuan bumbu klembak dan menyan.rasanya sangat luar biasa, bahkan lebih enak dari cerutu kata penikmatnya.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. tembakau rajangan untuk pabrik harga anjlok, bagaimana cara mengolah menjadi tembakau siap linting supaya nilai jualnya lebih baik?

    BalasHapus